APA SETELAH WISUDA?

Beberapa hari yang lalu, secara mengejutkan grup angkatan kampus naik ke peringkat teratas. Ada sesuatu yang menjadi topik pagi itu.

Sudah berapa lama, sejak cerita tentang akhir ujian kami di kamous kami tuliskan, grup angkatan seakan mati suri. Kalau pun toh ada, hanya pesan suka atan duka yang tesebar.

Pagi itu, kepala suku kami (begitu kami menyebutnya) mengirimkan sebuah link yang terintegrasi dengan form google. Di bawahnya, ketuankami menyuratkan pesan agar dengan segera mengisi angket online tersebut. Ada pengurusan ijazah katanya.

Selepas itu, mungkin setelah berlalu setngah hari sejak pesan itu kami baca, kami baru sempat untuk membuka link yang disebar tersebut. Karena beberapa kegiatan pagi kami yang tak bisa ditinggalkan.

Isinya, ternyata adalah deretan angka angka mahasiswa yang selesai masa studinya tengah tahun ini.

Perintah dari kampus, jika nomor mahasiswa anda tertera, maka anda dinyatakan selamat dari rasib, dan tidak ada keharusan mengulang. Kemudian hendaklah anda mengisi setiap permintaan yang tertera.

Kami scrool terus ke bawah, dan alhamdulillah, nomor kami dan beberapa teman angkatan, ada di sana. Artinya, kami resmi menjadi alumni. Alhamdulillah.

Lantas, setelah semua itu? Apalagi?

Siang ini, kami teringat bahasan majlis malam senin kemarin.

Ketika Syaikh As Sadhan mengulas tentang ayat doa meminta keberkahan di setiap tempat, beliau menjelaskan, bahwa sebagian makna mubarak oleh sebagian ulama adalah naffa’. Apa itu? Ya, itu adalah orang yang banyak memberi manfaat.

Beliau menyebutkan, seorang pemilik ilmu hendaknya menjadi berkah di tengah keluarganya, di tengah masyarakatnya, di dalam masjidnya, bahkan di tempat ia sedang singgah. Teruslah menebar manfaat. Beliau juga mempertegas, bahwa kebermanfaatan yang paling nyata trlihat bagi seorang thalibul ilmi, adalah pada adab dan akhlaknya.

Betapa banyak para pemangku ilmu dan ijazah, sangat kurang kebermanfaatannya di lingkungan, karena akhlaknya yang buruk.

Sebaliknya, banyak juga org yang mungkin dari segi ilmj tidak begitu luas, akan tetapi ia benar benar menyebar kebermanfaayan di tengah temgah manusia, karena akhlaknya yang mulia.

Guru kami, Ust Nuzul Dzikri dalam majlis pagi kemarin, setelah malamnya beliau memimpin acara majlis Syaikh As sadhan sebagai moderator, menjawab pinta seorang thalibatul ilmi, yang tak bisa hadir dalam majlis khusus ikhwan malam itu, untuk membeberkan sedikit tentang apa yang Syaikh jelaskan.

Beliau menambahkan, dalam poin menjadi berkah di tengah keluarga, agar setiap kita perhatian kepada keluarganya masing masing. Terlebih suami terhadap istrinya. Di poin ini beliau sedikit memberi saran untuk kajj agar kelak dapat menikahi seorang pencinta ilmu dan ulama, agar tugas kami dalam dakwah keluarga sedikit berkurang.

Kami tak ingin bahas itu panjang panjang.

Akhirnya, kalau ditanya apa setelah ijazah? Apa setelah wisuda?

Maka jawabnya, BANYAK.

Masih ada kewajiban mengamalkan ilmu ilmu yang telah dipelajari.

Masih ada kewajiban untuk terus belajar.

Dan tentu saja, tugas tugas menebar kebermanfaatan dan keberkahan harus terus dilaksanakan.

Selesai dari masa studi formal bukan akhir dari masa belajar. Ia adalah jalan untuk nanti terus bergerak, entah lanjut belajar ke jenjang yang lebih tinggi, dan itu harus. Atau menebar berkah di tengah masyarakat, dan itu wajib.

Waffaqanallah.

Ponpes Imam An-Nawawi, Pekanbaru.

3 Muharram 1443/11 Agustus 2021.

Post a Comment

0 Comments