MERESAPI MAKNA "BERSAMAMU" DALAM AYAT BAKTI KEPADA ORANGTUA


 

Untuk setiap Anak yang diberi nikmat bertemu dengan orang tuanya di masa senja mereka, kalimat kalimat ini untukmu.

Ada satu hal penting lagi menarik dari firman Allah Taala : 

‎(إما يبلغن عندك الكبر أحدهما أو كلاهما)

"Jika salah satu dari keduanya atau keduanya mencapai usia tua dalam pemeliharaanmu..."

Saat membaca kata "عندك" (dalam pemeliharaanmu)di ayat ini, ada makna yang begitu indah dan menyentuh. Seolah Allah sedang mengingatkan kita bahwa ketika orang tua sudah menua, tubuh mereka mulai lemah, kesehatan mulai menurun — maka mereka seharusnya ada bersamamu, dekat denganmu, dan dalam tanggunganmu.

Ibn Jazzy menafsirkan kata “عندك” ini dengan kalimat :

‎(ومعنى "عندك": أي في بيتك وتحت كنفك).

"Di rumahmu dan dalam naungan perlindunganmu."

Dan memang, itu yang wajar.

Kalau bukan kamu, anaknya, yang merawat mereka, lalu siapa?

Syariat, akal sehat, naluri manusia, dan rasa hormat — semuanya mengatakan hal yang sama: Bahwa Orang tua harus dirawat oleh anaknya sendiri, Bukan malah dijauhkan, dititipkan ke tempat lain, lalu sesekali dijenguk itupun kalau sempat dari kesibukan sendiri dan urusan keluarga.

Dan ingat, keberadaan mereka di rumahmu itu bukan bentuk “kebaikan” dari kamu ke mereka, tapi itu merupakan bentuk tanggung jawab yang adil.

Dulu waktu kamu kecil dan belum bisa apa-apa, mereka yang urus kamu siang malam.

Sekarang giliran kamu yang kuat dan mereka yang lemah, ya kamu yang harus tanggung jawab.

Al-Khazin dalam tafsirnya mengatakan :

‎معناه أنهما يبلغان إلى حالة الضعف والعجز فيصيران عندك في آخر العمر كما كنت عندهما في أول العمر

"Mereka di usia tua jadi lemah dan butuh bantuan, akhirnya tinggal bersamamu — sebagaimana dulu kamu yang lemah tinggal dan dirawat oleh mereka."

Kalau mereka sudah tinggal denganmu, maka mereka harus jadi prioritas utama.

Mereka yang paling dulu kamu perhatikan, paling kamu jaga.

Siapa pun selain mereka — termasuk istri dan anak-anakmu — tetap ada di bawah mereka dalam urusan perhatian dan penghormatan.

Dan karena mereka sekarang tinggal bersamamu, tentu akan ada tantangan.

Kadang kamu harus sabar, karena mereka mulai banyak butuh bantuan — seperti kamu dulu saat masih kecil.

Bisa jadi kamu merasa lelah, jenuh, bahkan kesal —

Nah, di sini Allah ingatkan:

> “Jangan sekali-kali berkata ‘ah’ pada mereka, jangan membentak,

> Tapi ucapkan kata-kata yang baik,

> Tundukkan dirimu pada mereka dengan kasih sayang,

> Dan doakan mereka: ‘Ya Allah, sayangi mereka sebagaimana mereka menyayangiku saat aku kecil.’”

Lima nasihat luar biasa.

Dan masing-masingnya mengandung makna yang dalam banget —

Pelajaran tentang bagaimana memperlakukan orang tua dengan penuh cinta, hormat, dan kesabaran, apalagi di masa tuanya.

Ibnu Abi Hatim, Ibnu Jarir, dan Ibnu al-Mundziri meriwayatkan dari Mujahid radhiyallahu anhu dalam menafsirkan ayat ini: 

‎فلا تقل لهما أف فيما تميط عنهما من الأذى: الخلاء والبول كما كانا لا يقولانه فيما كانا يميطان عنك من الخلاء والبول

(Janganlah kamu mengatakan kepada keduanya "uff" – yang maksudnya adalah perkataan yang menunjukkan ketidaksabaran atau kekesalan – atas apa yang mereka lakukan  sebagaimana dahulu mereka tak pernah berkata "uff" pula pada semua tingkah lakumu; seperti membersihkanmu dari kotoran atau buang air besar).

Kemudian, kata "عندك" (di dekatmu) bisa memiliki makna yang sangat mendalam. Itu bisa mengisyaratkan tentang waktu yang panjang atau lama, yang bisa jadi membuat sedikit rasa tidak nyaman. Karena mungkin kita bisa bersabar saat orang tua kita yang sudah tua tinggal jauh dari kita, tapi kalau mereka tinggal bersama kita, itu tentu saja membutuhkan lebih banyak kesabaran dan pengingat agar kita tidak merasa terganggu.

Seperti yang dijelaskan oleh al-Qurtubi: 

‎فطول المكث للمرء يوجب الاستثقال للمرء عادة، ويُحصّل الملل، ويكثر الضجر، فيظهر غضبه على أبويه وتنتفخ لهما أوداجه، ويستطيل عليهما بدالّة البنوة وقلة الديانة، وأقل المكروه ما يظهره بتنفسه المتردد من الضجر)!

"Waktu yang lama bersama seseorang biasanya membuat kita merasa terbebani dan bisa menumbuhkan rasa bosan. Kemudian, kita mungkin mulai merasa jengkel, bahkan menunjukkan kemarahan kepada orang tua. Dan yang paling ringan dari hal tersebut adalah menghela napas dengan tidak sabar."

Tapi orang-orang dengan jiwa yang mulia dan hati yang penuh kasih tentu berbeda. Mereka merasa sangat bahagia ketika orang tua mereka berada di sekitar mereka, atau ketika mereka bisa membantu sedikit saja dengan keperluan orang tua. Mereka merasa senang merawat dan melayani mereka. Semoga kita semua termasuk dalam golongan tersebut, yang merasakan kebahagiaan dalam berbakti kepada orang tua.

Demikianlah, semoga Allah memberikan kita petunjuk dan rahmat-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya.

Ditulis oleh: Huzaifah Ali Akbar

Atas faidah dari Gurunda Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Sindi -Semoga Allah menjaganya-

Post a Comment

0 Comments