TANGISAN ATAS HILANGNYA ADAB

 Berkata Syaikh Shaleh Al-Ushaimi -hafidzahullah- dalam rekaman majlis beliau yang di beri judul :

الشيخ صالح العصيمي يبكي على حال طلاب العلم اليوم (دمعة على الأدب)

Tangisan atas hilangnya adab.

"Salah satu yang menjadi perhatian dalam permasalahan adab, apa yang kita lihat di majlis ini ataupun di majlis lain. seseorang yang ikut menyimak majlis, kemudian ia berdiri (untuk satu hajat) lalu ia sengaja meninggalkan gelas, atau sapu tangan (tissue) atau apapun itu, yang dapat memutus shaf dan mengganggu para hadirin lainnya. ini jelas bukan adab seorang penuntut ilmu. Seorang thalibul ilmi seharusnya memiliki adab yang baik dan sempurna.

Kami menemukan dan bertemu ddengan orang orang yang benar benar mepraktekkan adab yang baik tersebut, baik dalam gerak gerik mereka maupun ucapan mereka. Kita lihat bagaimana mereka benar benar menjaga adab dalam gerak gerik mereka, mereka beradab dalam bermuamalah dengan murid-muridnya, ataupun dengan reakan-rekan majlisnya, ataupun dengan teman-teman masyaikhnya, yang secara langsung mengisyaratkan betapa mulianya diri mereka,  dan betapa mereka menjunjung tinggi adab (dalam bermajlis).

Bahkan, sebagian mereka kita dapati benar benar memilih kata-kata yang pantas ia ucapkan ketika ia berbicara deangan orang tua, atau kata apa yang pantas ketika ia berbicara dengan temannya dan orang yang lebih kecil darinya. Dengan itu, kebermanfaatan ilmu pada diri mereka bergitu besar.

Dan hari ini, kita melihat keadaan majlis-majlis ilmu yang gersang karena kurangnya adab mereka yang menghadirinya. Ketika adab itu sudah menjadi asing (tak diamalkan) maka hati-hati para penuntut ilmu tersebut akan menjadi gersang. Hal itu disebabkan (salah satunya) karena majlis ilmu sudah menjadi pemandangan umum yang biasa, tidak lagi menjadi sebuah ibadah yang dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah azza wajalla.

Maka siapa saja yang meyakini bahwa menuntut ilmu adalah sebuah ibadah, ia akan berusaha sekuat tenaga, untuk menghadirkan apa-apa yang dapat mendukung ibadahnya tersebut. Seperti bagaimana seharusnya sikap ia dalam majlis, bagaimana seharusnya ia berucap dalam majlis tersebut, bahkan cara duduk di majlis pun ia akan perhatikan. Orang-orang yang seperti inilah yang benar benar menjaga agamanya, dan baik muamalahnya dengan manusia.

Adapun keadaan yang kita dapati sekarang, maka demi Allah, hati ini benar benar mengadu kepada Allah atas apa yang terjadi.

Kita dapati hari ini, dan sungguh ia merupakan pemandangan yang asing lagi menyakitkan, sebagian para penuntut ilmu keluar dari masjid sebelum guru mereka keluar. Padahal, asalnya di dalam sunnah, seseorang tidak boleh keluar sampai gurunya tersebut keluar. Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda :

لا تنصرفوا حتي انصرف
janganlah kalian bubar (keluar dari mesjid) sebelum aku keluar.

Sungguh, Ibnu Umar tidak pernah keluar mesjid lebih dahulu, sebelum Rasulullah shallahu alaihi wasallam keluar.

Sedangkan hari ini? apa yang kita lihat? mereka keluar dari mesjid di saat guru mereka masih berbicara. Atau ketika guru mereka sedang menutup majlis, mereka sudah berdiri meninggalkan majlis tersebut.

ini bukan permasalahan hak guru tersebut wahai saudara ! akan tetapi ini, adalah bentuk pemuliaan terhadap agama Allah; engkau meninggikan agama Allah, kemudian engkau senantiasa beradab dengan adab yang mulia, engkau tahu bahwa ini (majlis ilmu) adalah sebuah bentuk ibadah, dan ibadah tidak akan sempurna kecuali  dengan memenuhi hak-hak ibadah tersebut, bukan semaunya kita. Akan tetapi kita kerjakan sebagaimana maunya Allah atas kita hambanya.

Semoga dengan hal tersebut, Allah melihat kepadamu, kemudian ia mengampunimu atas sebab pengagunganmu terhadap agamanya. Satu majlis dapat menjadi ampunan atas segala dosamu.

Karena hal tersebutlah, majlis para salaf dahulu begitu sakral. Bahkan suara rautan pensilpun enggan untuk mereka keluarkan. Dan hari ini, kita dapati penuntut ilmu yang berbicara dengan Telpon di depan gurunya, kita dapati pula ketika salah seorang temannya membacakan Shahih Bukhari, lalu telponnya berdering, kemudian ia jawab persis di hadapan gurunya. Sungguh dengan tingkahnya tersebut, ia sama sekali tidak memuliakan gurunya, tidak pula ia memuliakan apa yang lebih mulia dari gurunya tersebut, yaitu perkataan Nabi shallallahu 'alahi wasallam.

Dengan hal yang seperti ini, bagaimana ia akan mendapatkan ilmu? tidak sama sekali.

Saudaraku, jangan sampai keadaan kita yang seperti ini menghalangi kita dari ibadah menuntut ilmu yang hakikatnya merupakan bentuk pendekatan diri kita kepada Allah.

Bagaimanapun sulitnya usaha tersebut, bahkan semakin sulit usaha yang kita lakukan, maka semakin besar pula peluang kita untuk mendapatkan pahala ibadah tersebut.

Kita diuji untuk senantiasa memaksimalkan amalan, maka wahai para penuntut ilmu, perbaikilah dan sempurnakanah amalanmu.

Sempurnakanlah amalan menuntut ilmu tersebut dengan mengikuti cara para salaf dahulu dalam menuntut ilmu, bukan dengan mengikuti hawa nafsu, bukan pula dengan metoda-metoda modern yang dijumpai orang-orang hari ini.

Dengan cara tersebut, niscaya kalian akan mendapati berkah dalam ilmu yang didapat.

Oleh sebab itulah, para salaf dahulu mereka menuntut ilmu dalam jangka waktu 6-7 tahun, namun manfaat ilmu mereka begitu terasa. Sedangkan kita hari ini, bermajlis 10 tahun, bahkan 15 tahun, namun tak didapati faedah apapun dalam ilmunya.

Mengapa demikian? itu semua karena banyaknya kesalahan dalam proses dia mencari ilmu, salah satunya adalah yang kita sebutkan barusan, yaitu kesalahan dalam menuntut ilmu.

Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai orang orang yang senantiasa beradab dalam setiap gerak-gerik kehidupan kita."

Intaha kalamuhu.
diterjemahkan, dengan sedikit penyesuaian bahasa.
Vido asli : https://youtu.be/emY2vCVvScg


 

Post a Comment

2 Comments

  1. Terakhir guru saya menegur saya itu dengan: antum anak yang tidak berakhlak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga senantiasa membimbing kita menuju adab yang tinggi, dan akhlaq yang mulia.

      Jazakallahukhaira ustazana, kami tertampar dengan komentar antum. Bagaimana lagi dengan kami yang lebih kurang ilmunya?

      Delete