YANG TERPUTUS


Di sebuah kolom yang entah kapan diisi, saya menemukan satu dua panggilan teman teman untuk menulis bebas, bercerita tentang hari hari. 

Maka, sekarang saya jawab mengapa tak lagi muncul label cerita-cerita di sidebar blog ini. Adalah saya yang masih sering menulis karena adanya satu pendorong. banyak sekali kejadian yang saya lewati dan ingin sekali saya bagi. namun, itulah masalahnya, sesering itu terlintas ide bercerita, sesering itu pula ia tetap menjadi wacana.

Sering juga, ketika seperemoat tulisan sudah muncul, sisanya pergi entah kemana. hinggan hasilnya, seperti yang saya cantumkan di subheading berikut ini. Silakan teman teman terka, apa kiranya lanjutannya. saya sudah tak dapat meneruskan. feel nya ngak dapet lagi.

Daring Dear, Daring.

Baru beberapa hari ini, pembelajaran di kampus kami berganti dari sistem tatap muka menjadi daring. Memang sih, secara waktu kampus kami terlambat memutuskan, namun tak apa, bak kata pepatah inggris "late khoirun min la syai".

saban hari selama dua pekan ini saya berusaha untuk mengurangi daftar draf di situs blog pribadi saya. sebagai narablog yang berusaha menjadi sebenar pencinta dunia literasi, hal ini merupakan satu kegiatan lazim di setiap akhir pekan. mengurangi stok draf yang menumpuk, membuat tampilan akun yang hanya tampak di saya sendiri menjadi lebih nyaman. tak ada lagi tulisan oranye bertanda "tersimpan" di sudut judul postingan.

kemudian, musabab pandemi yang tengah menghantui dunia ini, bejibun kompatriot saya menghujani alam maya dengan tagar tagar berisi ajakn untuk melawan virus pandemi ini. dari #work_from_home sampai #dirumahaja. dunia kini semakin mendaringkan (ini istilah saya sih, hehe) setiap aktivitasnya. jual beli, perkuliahan, pembelajaran ilmiyah, bahkan rapat rapat penting semua dilakukan secara daring. iya daring.

begitulah, saya ria sekali mendapat istilah istilah baru, terutama yang memang baku namun jarang dipergunakan. contohnya, ketika saya merapah sebuah loka membawa beberapa anak untuk mancakrida. ketika itu, saya dan beberapa rekan mengadakan semacam kuis asah kemampuan. kita men......

Merindu hujan

Hujan sudah lama tak turun, sumur di kontrakan kami sudah mengering sejak beberapa hari lalu. hampir setiap hari kami pergi mengungsi untuk mandi, bahkan untuk sekadar mengambil air wudhu pun, kami mesti ke rumah rekan kami.

Tiga pekan lalu, saat kami berkunjung ke puncak bogor, seorang bapak tua bercerita tentang kondisi jabodetabek yang tengah dilanda kekeringan. menurut beliau, hujan benaran terakhir turun di bulan Ramadan. seterusnya, setelah hari raya Idulfitri, hujan tak pernah lagi menyapa bumi.

Seminggu terakhir ini juga, suhu indonesia naik drastis tak ketulungan, beberapa daerah di Indonesia mencapai suhu udara yang tak sehat. Jakarta sendiri, dua hari terkahir ini mencapai 38 derajat celcius. Belum lagi daerah lain yang kami lihat di portal portal pemberitaaan menyentuh angka 39 derajat. Panas.

"Hal ini erat kaitannya dengan gerak semu Matahari. Seperti yang kita ketahui pada bulan September, Matahari berada di sekitar wilayah khatulistiwa dan akan terus bergerak ke belahan Bumi selatan hingga bulan Desember. Sehingga pada bulan Oktober ini, posisi semu matahari akan berada di sekitar wilayah Indonesia bagian Selatan (Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara)," begitu kata Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ketika ditanya sebab naiknya suhu panas di Indonesia.

Kekeringan ini juga membuat beberapa sumber air besar di beberapa daerah di indonesia menglami kesurutan parah. bendungan gajah mungkur misalnya.

Sudah ya, kami tak biasa menulis sekaku ini.

Begini, ......

Merah akhir tahun

Siang ini ,hujan turun...sepertinya awal desember bukan hari yang cocok untuk mencuci sekali seminggu..kenapa ? Matahari terkadang enggan untuk bertemu embun pagi...dan embun pagi pun lebih memilih untuk berlinang air mata,sebab malamnya ia tak bisa bertemu bintang.

Sepertinya hari kian memerah...ada rona rona natal di sudut pejaten village..tulisan SALE bertemankan angka angka dengan persen yang cukup menggiurkan..ada sepatu dengan 70% potongannya...ada pula baju dengan 65% discountnya..thalibaat pun sering kali aku jumpai hilir mudik diantara kios kios itu..entah hanya sekedar bertanya..melihat lihat..lalu menandai dengan cermat sambil berujar "ayolah mukafaah...ini akhir tahun..tak hendakkah berdamai dengan ku? Sudah berapa purnama aku mengunjungi ruangan kecil ber ac didepan kampus...namun kau tak kunjung ada nolnya"


Begitulah...akhir tahun ini sedang menuju puncaknya...hitungan mundur kurasa sudah mulai diterka mereka...mereka yang menunggu ledakan tepat di 00.00. 31 desember nanti..

Aku teringat satu tulisan ku 2 tahun lalu...kala itu aku berda dianyara riuh rendah murid mengaji....
-----------------------------------------

Kan, sudah terjawab bukan?! saya masih ingin berbagi dan bercerita bebas, tapi kadang waktunya tidak tepat. Jadilah ia tulisan YANG TERPUTUS.

 

Post a Comment

0 Comments