BIARLAH

... 
Sabtu, tentang hujan dan rindu

Aku lihat segala anak manusia lalu lalang..
Berjalan tertatih menyeberang

Gemericik air berdenting
Memberi harmonika lagu paling penting.

Biarlah hujan menembus hangat ku
Asal rinduku tak dibasahi dengan pisah pilu.

Biarlah hujan menusuk wajahku
Asal rindu tak lupa siapa yang dituju.

Biarlah aku terkena debu bumi
Asal jika sampai nanti rinduku terobati.

Rintik ini, yang tak lagi berkawan..
Semoga menjadi saksi juang rinduku yang telah lama menawan.

Hujan, aku tak peduli derasmu
Rindu, aku tak peduli pilumu
Yang kutahu.. Beberapa pemberhentian lagi, tungganganku akan berhenti.

Dan aku, akan bersimpuh.
Mendengar kata sang dicinta.
Mengabai sakit yang terasa.
Dengan izin Allah. Rinduku sampai di peraduan.

-----------
Menuju majelis guru kami, ust. Abdul hakim bin amir abdat - hafdzhullah-