Saudaraku, aku rasa tak perlu kalimat pembuka untuk risalah ini. Tak
perlu aku menggiring emosi agar engkau larut dalam kalimat kalimat ini.
Tapi, inilah jemariku yang menulis kasih untuk diriku, untuk dirimu. saudaraku yang mungkin saja tak pernah bertatap muka denganku.
Sudah kau lihat rembulan malam semalam? semakin membundar, semakin sempurna purnama akan menyapa. Artinya? kau tahu sendiri.
Inilah kita di tengah bulan mulia, Ramadan. Ia telah pergi separuhnya, namun apa sudah maksimal seluruh usaha kita? berminggu lalu kita sama sama meneriakkan gejolak rindu akan pertemuan, namun setelah bertemu? kasih yang dicinta dibiar terbengkalai, rasa rindu memudar, euforia penungguan lenyap, bersama dengan lalai yang kian membuai.
Saudaraku, yang pada pertengahan awal kemarin bermain dalam nikmatnya ketaatan, istiqomahlah. Dan engkau, yang berlumur kelalaian dan senda guarauan, hinakan dirimu, atas sejuta kebaikan yang terluput, kemudian...singsingkan lengan baju, bergeraklah untuk maju. Tak ada ada kata terlambat dalam ketaatan.
Sungguh, amat merugi orang orang yang membiarkan Ramadan pergi tanpa ada keuntung yang didapat. Jika bukan bulan ini ia panen pahala, kapan lagi?
Bersungguhlah untuk apa yang tersisa dari bulan ini, bulatkan tekad untuk berjuang habis habisan meraup sisa sisa hari yang tesisa. Karena kita kan dimntai pertanggung jawaban atas waktu kita, atas apa yang kita kerjakan, atas apa yang kita lalaikan. Apakah waktu itu berlalu dengan dzikir, dengan tilawah? atau malah dengan kelalaian?
Benar benar mengherankan keadaan kita ini saudaraku, kita tahu bahwa ada ladang amal besar di bulan ini namun kita malah mencari ladang lain yang malah lebih gersang. Kita tahu banyak kebaikan dan keberkahan di bulan ini, namun, kita malah santai dengan amalan yang justru menjauhkan kita dari Allah, seakan akan lembaran catatan kita sudah penuh dengan ananta kebaikan. Seakan akan kita sudah mendapatkan jaminan untuk masuk ke dalam surga. sungguh aneh kan?!
Saudaraku, sampai kapan kita ridho terhadap jatuhnya kita ke jurang kebinasaan? apakah pernah satu hari yang kita lalui dengan penuh amal shalih tanpa setitik kemaksiatan? Demi Allah, orang orang yang bertaqwa sudah jauh melampaui kita dengan segudang keuntungan, sedangkan kita? pasrah dengan lusinan kerugian. Mata kita berselancar pada hal hal haram, lisan kita berkelit dalam dosa dan kemaksiatan, dan kita masih saja tak peduli akan kehebatan dan keagungan Allah yang padanya tercatat seluruh amalan. Naudzubillah.
Diriwayatka dari ibnu Abbas bahwasanya nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
Saudaraku, kita ini tak akan paham betapa berharganya waktu luang, waktu sehat, kecukupan bekal, kecuali ketika itu semua lenyap dari kita. Maka, pergunakanlah kesmpatan itu selagi ia masih ada. Jadikan setiap nikmat itu sebagai wasilah mendekatkan diri kepada Allah azzawajalla. sebagai mahar untuk medapat surga Allah, dan agar dijauhkan dari neraka Alah.
Bangunlah, kejarlah ketertinggalan, raup kembali kebaikan yang tadinya sudah kita sia siakan. ingatlah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
"barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ganjaran dari Allah, maka akan diampuni seluruh dosa dosanya yang lalu"
Allahu akbar, motivasi mana lagi yang bisa menggerakkan hati hati kita wahai saudara.?
Siapa saja yang menginginkan kemenangan dengan surga, hendaknya mengerahkan seluruh eufortnya di hari hari yang tersisa dari bulan ini. masih ada malam malam yang Allah janjikan akan ada hamba hambanya yang dibebaskan dari api neraka, masih ada hari hari yang setiap amalannya akan dilipatgandakan hingga jumlah yang tak terhingga, semuanya masih ada. Tak ada gunanya menyesal terlalu dalam hingga lupa untuk kembali berjalan.
Apa yang dirugikan jika terluput kebaikan?
Sungguh pertanyaan ini begitu menohok setiap kita yang beberapa hari ini terbuai dalam kelalaian, kita yang menjadikan dipan malam sebagai tempat tujuan, kita yang menjadikan kendaraan siang sbegai promotor kemaksiatan.
Ketahuilah saudaraku, bahwa seorang mu'min di bulan ini di tuntut untuk berjihad dalam dua waktu; siangnya dengan berpuasa, dan malamnya denga berjaga. Barangsiapa yang berhasil melewati itu semua, maka ganjaran pahalanya tak lagi dapat dihingga.
Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin 'amr bin 'Ash bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasalam bersabda :
"kelak, puasa dan Alquran akan menjadi pemberi syafaat untuk hamba di hari kiamat. Puasa berkata : ya Rabb, aku telah menghalanginya dari makan dan memuaskan syahwat di siang hari, maka jadikan aku sebagai pemberi syafaat untuknya. Alquran pun berkata : aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, berikan aku izin untuk memberinya syafa'at"
Lihatlah, betapa akan meruginya orang orang yang terluput akan kebaikan di bulan mulia ini.
Wahai, jiwa jiwa yang dilalaikan dari ketaatan kepada Allah. Berapa lama lagi engkau akan tertidur? kendaraan shalihin sudah melaju, panen besar sudah bersiap menunggu mereka.
Wahai jiwa yang tetipu dalam dosa, yang jumawa dengan secuil amal? kapan akan bangkit? sungguh tak lagi sama malam ini dengan malam malam yang lalu. Kemarin kita menunggu nunggu kedatangan Ramadan, dan kini kita bersiap untuk berpisah dengan Ramadan.
maka, pesan apa yang nantinya hendak kau titip pada Ramadan? apa pesan kelalaian yang akan mereka sampaikan pada tuhan sekalian alam? atau limpangan ketaatan yang kelak menjadi pemberat timbangan?
"sungguh merugi orang orang yang mendapati bulan Ramadan, namun ia keluar darinya dengan tanpa mendapat pengampuan dosa"
Aku memohon kepada Allah agar menjadikan hari hari kita yang tersisa di bulan ini, sebagai titik balik besar kita menuju kebaikan. sebagaimana Aku memohon kepada Allah agar setiap kaum muslimin diberikan taufik untuk berjuang menggarap sisa sisa kebaik di bulan Ramadan.
Sudahi selancarmu pada dunia maya, tutup akunmu, kereta pacu sudah menunggu.
Barakallahu fiikum, semoga ada saudaraku yang tak sungkan untuk berbagi do'a dan nasehat. Terima kasih.
Tapi, inilah jemariku yang menulis kasih untuk diriku, untuk dirimu. saudaraku yang mungkin saja tak pernah bertatap muka denganku.
Sudah kau lihat rembulan malam semalam? semakin membundar, semakin sempurna purnama akan menyapa. Artinya? kau tahu sendiri.
Inilah kita di tengah bulan mulia, Ramadan. Ia telah pergi separuhnya, namun apa sudah maksimal seluruh usaha kita? berminggu lalu kita sama sama meneriakkan gejolak rindu akan pertemuan, namun setelah bertemu? kasih yang dicinta dibiar terbengkalai, rasa rindu memudar, euforia penungguan lenyap, bersama dengan lalai yang kian membuai.
Saudaraku, yang pada pertengahan awal kemarin bermain dalam nikmatnya ketaatan, istiqomahlah. Dan engkau, yang berlumur kelalaian dan senda guarauan, hinakan dirimu, atas sejuta kebaikan yang terluput, kemudian...singsingkan lengan baju, bergeraklah untuk maju. Tak ada ada kata terlambat dalam ketaatan.
Sungguh, amat merugi orang orang yang membiarkan Ramadan pergi tanpa ada keuntung yang didapat. Jika bukan bulan ini ia panen pahala, kapan lagi?
Bersungguhlah untuk apa yang tersisa dari bulan ini, bulatkan tekad untuk berjuang habis habisan meraup sisa sisa hari yang tesisa. Karena kita kan dimntai pertanggung jawaban atas waktu kita, atas apa yang kita kerjakan, atas apa yang kita lalaikan. Apakah waktu itu berlalu dengan dzikir, dengan tilawah? atau malah dengan kelalaian?
Benar benar mengherankan keadaan kita ini saudaraku, kita tahu bahwa ada ladang amal besar di bulan ini namun kita malah mencari ladang lain yang malah lebih gersang. Kita tahu banyak kebaikan dan keberkahan di bulan ini, namun, kita malah santai dengan amalan yang justru menjauhkan kita dari Allah, seakan akan lembaran catatan kita sudah penuh dengan ananta kebaikan. Seakan akan kita sudah mendapatkan jaminan untuk masuk ke dalam surga. sungguh aneh kan?!
Saudaraku, sampai kapan kita ridho terhadap jatuhnya kita ke jurang kebinasaan? apakah pernah satu hari yang kita lalui dengan penuh amal shalih tanpa setitik kemaksiatan? Demi Allah, orang orang yang bertaqwa sudah jauh melampaui kita dengan segudang keuntungan, sedangkan kita? pasrah dengan lusinan kerugian. Mata kita berselancar pada hal hal haram, lisan kita berkelit dalam dosa dan kemaksiatan, dan kita masih saja tak peduli akan kehebatan dan keagungan Allah yang padanya tercatat seluruh amalan. Naudzubillah.
Diriwayatka dari ibnu Abbas bahwasanya nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
اغتنِمْ خمسًا قبل خمسٍ: حياتك قبل موتك، وصحَّتك قبل سقمك، وفراغك قبل شغلك، وشبابك قبل هرمك، وغِناك قبل فقرك
"manfaatkan
lima perkara sebelum datang lima perkara, hidupmu sebelum matimu,
sehattmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, waktu
mudamu sebelum datang tuamu, dan kayamu sebelum miskin.Saudaraku, kita ini tak akan paham betapa berharganya waktu luang, waktu sehat, kecukupan bekal, kecuali ketika itu semua lenyap dari kita. Maka, pergunakanlah kesmpatan itu selagi ia masih ada. Jadikan setiap nikmat itu sebagai wasilah mendekatkan diri kepada Allah azzawajalla. sebagai mahar untuk medapat surga Allah, dan agar dijauhkan dari neraka Alah.
Bangunlah, kejarlah ketertinggalan, raup kembali kebaikan yang tadinya sudah kita sia siakan. ingatlah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
"barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ganjaran dari Allah, maka akan diampuni seluruh dosa dosanya yang lalu"
Allahu akbar, motivasi mana lagi yang bisa menggerakkan hati hati kita wahai saudara.?
Siapa saja yang menginginkan kemenangan dengan surga, hendaknya mengerahkan seluruh eufortnya di hari hari yang tersisa dari bulan ini. masih ada malam malam yang Allah janjikan akan ada hamba hambanya yang dibebaskan dari api neraka, masih ada hari hari yang setiap amalannya akan dilipatgandakan hingga jumlah yang tak terhingga, semuanya masih ada. Tak ada gunanya menyesal terlalu dalam hingga lupa untuk kembali berjalan.
Apa yang dirugikan jika terluput kebaikan?
Sungguh pertanyaan ini begitu menohok setiap kita yang beberapa hari ini terbuai dalam kelalaian, kita yang menjadikan dipan malam sebagai tempat tujuan, kita yang menjadikan kendaraan siang sbegai promotor kemaksiatan.
Ketahuilah saudaraku, bahwa seorang mu'min di bulan ini di tuntut untuk berjihad dalam dua waktu; siangnya dengan berpuasa, dan malamnya denga berjaga. Barangsiapa yang berhasil melewati itu semua, maka ganjaran pahalanya tak lagi dapat dihingga.
Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin 'amr bin 'Ash bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasalam bersabda :
الصيام
والقرآن يشفعان للعبد يوم القيامة؛ فيقول الصيام: أي ربِِّ، منعتُهُ
الطعام والشهوات بالنهار؛ فشفِّعني فيه، ويقول القرآن: منعتُهُ النوم
بالليل؛ فشفِّعني فيه؛ فيُشَفَّعان
"kelak, puasa dan Alquran akan menjadi pemberi syafaat untuk hamba di hari kiamat. Puasa berkata : ya Rabb, aku telah menghalanginya dari makan dan memuaskan syahwat di siang hari, maka jadikan aku sebagai pemberi syafaat untuknya. Alquran pun berkata : aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, berikan aku izin untuk memberinya syafa'at"
Lihatlah, betapa akan meruginya orang orang yang terluput akan kebaikan di bulan mulia ini.
Wahai, jiwa jiwa yang dilalaikan dari ketaatan kepada Allah. Berapa lama lagi engkau akan tertidur? kendaraan shalihin sudah melaju, panen besar sudah bersiap menunggu mereka.
Wahai jiwa yang tetipu dalam dosa, yang jumawa dengan secuil amal? kapan akan bangkit? sungguh tak lagi sama malam ini dengan malam malam yang lalu. Kemarin kita menunggu nunggu kedatangan Ramadan, dan kini kita bersiap untuk berpisah dengan Ramadan.
maka, pesan apa yang nantinya hendak kau titip pada Ramadan? apa pesan kelalaian yang akan mereka sampaikan pada tuhan sekalian alam? atau limpangan ketaatan yang kelak menjadi pemberat timbangan?
بعدا لمن أدرك رمضان ولم يغفر له
Aku memohon kepada Allah agar menjadikan hari hari kita yang tersisa di bulan ini, sebagai titik balik besar kita menuju kebaikan. sebagaimana Aku memohon kepada Allah agar setiap kaum muslimin diberikan taufik untuk berjuang menggarap sisa sisa kebaik di bulan Ramadan.
Sudahi selancarmu pada dunia maya, tutup akunmu, kereta pacu sudah menunggu.
Barakallahu fiikum, semoga ada saudaraku yang tak sungkan untuk berbagi do'a dan nasehat. Terima kasih.
0 Comments