TERBANG BERSAMA KBBI

karena terbang tak selalu di awan.
Syahdan, berbicara tentang metropolitan dan urban, acapkali menimbulkan ragam tanya yang jawabannya sungguh enigmatik. Tapi tak ada salahnya kita jedahi bahasan perdebatan berkepanjangan di akhir tahun dengan sedikit hasil permenungan saya di beberapa rendozvous. Yaah walaupun pada akhirnya setiap pernyataan harus Berketai-ketai menjadi sub-bab.

Begini, seturut saya merapah ibu kota, sudah begitu ananta himne kehidupan menjadi satu hal yang muktamad sebagai Kredo.

Contoh mutlaknya adalah seperti Kredo para perantau "ibu kota lebih kejam dari ibu tiri". Padahal siapa nyana, Kredo Kredo seperti itu tergantung pada perspektif individu sebagai penikmatnya. Urban urban yang memang dulunya jauh dari hawa metropolitan (layaknya saya) sering mengiyakan Kredo seperti itu. Bagaimana tidak? Harmonisasi kehidupan bermasyarakat di daerah perkotaan sering berbanding terbalik dari apa yang para urbanisme rasakan di kampung halaman masing masing. Sekali lagi, semua tergantung perspektif penikmatnya.

Bagi saya, Kredo Kredo seperti itu memang benar adanya. Tapi, hal itu tak menampik adanya kebaikan pada masyarakat perkotaan bahkan kebaikan mereka juga ananta.

Misalnya seperti beberapa hari yang lalu, saat saya dan beberapa rekan melakukan Ekskursi di salah satu tempat wisata daerah bogor. Kami mendapatkan banyak sekali keadaan yang berbanding terbalik dari apa yang selama ini digadangkan para perantau yang traumatis. Masyarakat yg Ugahari dan ramah tamah khas Indonesia yang malah banyak kami jumpai. Pokoknya, segala paradigma yang sudah mendarah daging tentang masyarakat metropolitan, lupus bersamaan dengan sapa senyum masyarakatnya.

flight magz yang menemani perjalanan.
Pun sebenarnya, saban hari saat di kontrakan atau di kostan, kami(khususnya saya) selalu menjumpai penerimaan dan keterbukaan pada segala kemajemukan. Jadi, tentang Kredo seperti di atas : saya mengiyakan dengan tanpa mengaminkan. Toh fakta di lapangan seringkali tak seperti keyakinan.

Sudah dulu ya, flight saya akan berakhir. And fyi, saya menulis ini di perjalanan pulang ke rumah ibunda. Jendela yang tepat di kiri saya sudah mulai melukis senja yang mulai sebam dimakan kelam.
-----------------------------

beberapa kata :

1. Muktamad : dapat dipercaya
2. Himne : nyanyian pujaan
3. Saban : tiap
4. Jedahi : dari kata jeda
5. Dawai : kawat halus (senar pada jungga)
6. Permenungan : hal bermenung
7. Ekskursi : piknik, darmawisata
8. Bumbungan : -
9. Berketai-ketai: pecah menjadi kecil kecil
10. Dipungkasi : diakhiri (biasanya pada pembicaraan. Ex : Dipungkasi jenaka)
11. Ugahari : sederhana
12. Selaksa : -
13. Enigmatik : misterius
14. Sebam : berwarna agak biru atau kelabu
15. Kredo : pernyataan keyakinan
16. Cergas : gesit, giat, tangkas (bergerak cepat dan tepat)
17. Merapah : menjelajah, mengembara
18. Ekologis : secara ekologi
19. Rendezvous : tempat bertemu/berkumpul
20. Medio : pertengahan
21. Seturut : sepanjang







Post a Comment

0 Comments