JIKA KAU BERKUNJUNG, BACALAH.

Jika kau berkunjung, tolong dibaca.

Teruntuk temanku yang kuncintai karena Allah.
di tempat.


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar kau hari ini sobat? sudah lama kiranya kita tak berkirim kabar. grup angkatan pun sudah sepi. aku ingat dulu, grup kita selalu teratas di aplikasi whatsapp saya. setiap hari ada saja cerita seru yang untukku, tak hendak ku lewati. ahh, itu dulu. kini kita sudah terlalu sibuk dengan diri sendiri, keluarga, anak, kerja, dan kolega.

Teman, aku harap kau memaba apa yang aku tulis di bawah ini. aku sudah berusaha menghubungi mu lewat whatsapp, tapi, nihil. entah kau sudah ganti nomor atau apa, yang jelas pesan yang kukirim sudah centang dua, namun tak kunjung membiri jua.

Sebenarnya, tulisan ini sudah lama kutulis, awalnya aku niatkan untukku seorang, sebagai pengingat di kala jatuh. tapi, setelah kuberpikir,..ada baiknya aku kirimkan tulisan ini pada mu. harap harap ada kebaikan yang bisa dipetik. pun aku menyegaja menyebarkan tulisan ini, setelah sekian purnama aku tak melihatmu di rumah Allah.

Syahdaan, dulu aku sempat menulis :

Teman, ini aku yang merindukan sebutan 'kita' untuk kau dan aku.

Iya, Kita yang pernah sama sama menuntut ilmu agama Allah.

Kita pernah sama-sama duduk menghafal Alquran.

Kita pernah sama-sama duduk mengkaji hadits.

Sedikit mengenal sampul ushul fiqh, faraidh, balaghah, Aqidah, firaq dan lainnya. Kita pernah duduk bersama dalam banyak majelis kebaikan.

Dan, aku rindu kebersamaan itu. Bercanda bersama, belajar bersama, bermain bersama. Memang ketika kau baca ini, terlihat lebay dan alay sekali. Tapi ketahuilah, kebersamaan dalam kebaikan seperti ini harus terus dilanjutkan.

Jangan pernah lupa bahwa kita pernah duduk di bab sholat, di bab adab, di bab akhlaq, di bab kebaikan yang amat banyak. Jangan lupa itu.

Jangan lupa bahwa kita pernah bersantap sahur bersama.

Kita pernah menahan lapar dahaga bersama.

Kita pernah berbuka puasa bersama, kemudian shalat bersama,serta banyak sama sama lainnya. Dan itu, *dalam jalan kebaikan* .

Mungkin kita tak lagi satu atap. Tak lagi berdekatan ranjang. Tapi kebaikan yang pernah sama sama kita lakukan kuharap jangan terputus.

Aku yakin, masih sangat segar di ingatan teman teman saat kita berlari dan berpacu dengan adzan. Takut dicatat qism tarbiyah.

Aku juga yakin, masih melekat di ingatan teman teman saat kita berjaga malam, dan kemudian subuhnya berkeliling membangunkan santri untuk shalat. Atau bahkan masih melekat di ingatan masing masing kita yang pernah mengumandangkan adzan pertama, di hening malam, di saat santri masih terlelap dan kita sudah terjaga. Aku yakin itu.

Semua kebaikan yang pernah kita lakukan, jangan pernah terhenti. Walaupun tak ada qism tarbiyah yang mencatat, walaupun tak ada jadwal khofir yang mengatur.

Apa kita sudah terlalu jauh dari lingkungan kebaikan itu sehingga lupa bagaimana mengerjakannya?

Atau kita sudah terlalu dalam bergumul dengan dosa, sehingga sulit untuk bangkit?

Teman, catatan aku ini sudah lama aku tulis. Mungkin baru sekarang saja bisa menyebarnya.

Aku sering kembali membuka album foto lama. Mengingat banyak kebaikan yang pernah sama sama kita lakukan. Kemudian.... Aku melihat diriku sekarang, apa ada peningkatan?? Atau malah kemunduran?

Catatan ini sejatinya aku tulis untuk aku sendiri, dan aku tak berniat menyebarkannya. Tapi, siapa lagi yang kelak akan mengingatkan ku jika aku menjauh dari sejuta kebaikan, selain kalian teman temanku.

KIRIMI AKU TULISAN INI. SAAT KAU MELIHATKU LALAI DAN MEJAUH DARI KETAATAN.

Karena tak cukup bagiku kita pernah satu atap, tak cukup bagiku kita pernah satu pesantren, satu kampus, satu kosan. Aku ingin lebih.. Lebih dari itu semua.

Aku ingin kita bertetangga di surga Allah.

Sudikah kau membeli kavling bersama denganku??

Post a Comment

2 Comments