BUKAN UNTUK DISIMPAN


Pagi baru saja menjelang. Anak komplek yang seumuran dengan adikku sudah riuh di antara persimpangan. Teriak, tertawa, larian, kejar mengejar, dan gembira.

Pagi sabtu, sudah berapa pagi sejak akhir februari lalu. Sejak aku mengemudi spacyku memacu dingin subuh, membelah hiruk pikuk ibukota.

Sudah 4 bulan. sejak majlis terakhir orang tua kami, guru kami, ustaz alfaadhil Abdul Hakim Abdat berlangsung. rencananya, setlah pertemuan itu, beliau akan kembali masuk untuk membuka kitab shahih muslim setelah 27 tahun mensyarah shahih Bukhori. Kami, sebagai pendengar majlis beliau senang sekali. Aku langsung memasukkan Shohih muslim dengan cetakan terbaik sebagai list pembelian kitabku di ma'radh kala itu.

dan benar saja, di ma'radh itu, aku memboyong kitab tersebut bersamaan dengan beberapa kitab lain. aku bergumam "bismillah, semoga besok kitab ini penuh coretan"

Namun, segala sesuatu ada di tangan Rabbul 'alamin. Indonesia dikejutkan dengan kasus virus corona. lambat laun ia naik menjadi pandemi global. hingga akhirnya, seperti hari hari ini. majlis ilmu libur. Pembatasan sosial.

Pagi ini, sambil menunggu majlis diskusi zoom dimasuki narasumber, aku membaca baca buku catatan ku. membaca, merenungi, sudah segini banyakkah hujjah yang ku ambil? sudah segini banyakkah apa yang kelak aku harus pertanggung jawabkan?

sambil menghela nafas, aku bergumam kepada diri sendiri "sebenarnya, kau ini menuntut ilmu untuk menunjang kedekatan pada Allah atau hanya senang saja belajar? kalo memang untuk Allah, sudah berapa baris dari catatan itu kau amalkan?"

Berapa banyaknya catatan ilmu yang kau tumpuk, kelak hanya akan menjadi surat usang yang tak berfaedah. bahkan bisa jadi ia menjadi senjata makan tuan kelak di hari kiamat.

Aku menulis ini bukan untuk merendah diri kepada siapapun yang iseng masuk ke blog ini, Tapi memang begitulah kita hari ini. semangat belajar, menulis, namun lemah dalam beramal.

Belajarlah, jangan karena takut hisab, kita tinggalkan belajar. Tulislah, jangan karena takut pertanggung jawaban kita tak menulis faedah ilmu. akan tetapi, berusalah, berjuanglah, mengamalkan apa yang kita pelajari, apa yang kita tulis.

Sungguh Allah mengetahui kadar usaha kita.

Semoga ALLAH memudahkan langkah kita untuk beramal dengan apa yang kita pelajari, hingga nanti kita wafat dalam keadaan terbaik.

Post a Comment

0 Comments