BAGAIMANA CARA ORANG MAURITANIA MENGHAFAL?


Menghafal merupakan salah satu proses penting dalam belajar. Apalah gunanya banyak tahu tanpa ada hafalan sedikitpun. Syaikh Utsaimin rahimahullah  pernah berkata : "kami banyak membaca membaca dan sedikit menghafala, namun ternyata hafalan kami lebih bermanfaat daripada apa yang kami hafal". oleh karena hal tersbut, banyak sekali pertanyaan tentang bagiamana cara mengahfala yang baik? bagaiman cara menghafal yang cepat?.

Kalau boleh saya menjawab, tiapa orang punya cari sendiri untuk memudahkan dirinya menghaafal. tiap orang punay seni tersendiri dalam mempercepat hafalannya. tersohorlah orang orang Mauritania akan hebatnya hafalan mereka, tentunya, mereka punya cara tersendiri dalam menghafal.

Namun, secara garis besar ada kaidah umum nan global dalam cara mengahafal yang baik. disebutkan dalam sebuah majlis oleh Syaikh Ushaimi yang lalu kita beri judul : 10 cara menghafal yang baik dan benar.

1. Memperjelas objek yang akan dihafal. ini bia terwujud dengan bertanya kepada ahli ilmu yang paham tentang tahapan menuntut ilmu.

2. fokus dalam satu objek hafalan, jangan dicampur dnegan yang lain. jikalau engkau sudah bertekad untuk mengahafala sesuatu, jangan campur adukkan ia dengan hafalan lainnya. ini merupakan satu kaidah umum yang sudah banyak diketahui. namun, terkadang ada sebab sebab yang menyebabkan sesorang harus mencampur objek hafalan, misalkan ia sudah tidak sanggup untuk menghafal fokus karena sebab umur, maka ia dituntun untuk terus belajar. sebagaimana kisah yang terjadi pada imam Ahmad; ketika belaiu didatangi seorang yang bertanya "wahai imam, sebaiknya aku ini menghafal Alquran dahulu atau menuntut ilmu?". lalu imam Ahmad menjawab setelah melihat penanya merupakan orang yang tua berumur, "menuntut ilmu.

Adapun anak anak, yang otak mereka masih segar dan mudah untuk fokus, maka beri mereka batasan batasan terfokus. Pengecualian diatas tidak bertentangan dengan kaidah umum yang menganjurkan untuk terfokus pada satu objek hafalan, karena cara tersebut sudah teruji dan paten untuk umumnya penuntut ilmu.

3. Memilih cetakan terbaik dari objek yang ingin dihafal, dan terus konsisten menggunakan cetakan tersebut. perkara ini mencakup dua hal penting, yaitu, pemilihan cetakan yang minim kesalahan, dan tidak mengganti gantinya selama proses menghafal.

Mengapa ini dianjurkan? karena ini sesuai dengan pendidikan modern yang diistilahkan dengan photographic memory (ingatan visual). otak, ketika dibiasakan dnegan sesuatu, ia akan merekam keadaan sesuatu tersebut dan  mencetaknya dalam ingatan. karenanya, tetap menggunakan satu cetakan matan dalam menghafal sangat memudahkan hafalan tersebut lengket di otak.

4. Membagi bagi objek hafalan dalam bab dan sub-bab sesuai kemampuan yang menghafal. Bukan dengan cara mengahfalanya sekaligus dan tanpa batasan. Disebutkan bahwa salah satu cara menghafal orang orang Mauritania adalah dengan (أقفاف) atau tempat berhenti. artinya mereka membagi bagi hafalan dengan batasan. dan ini merupakan salah satu cara untuk memudahkan seseorang menghafal, apapun itu.

5. Membenarkan bacaan nash objek hafalan tersebut sebelum menghafalnya agar ia tidak menghafal dengan lafadz yang salah,

6. Bersungguh sungguh dalam menghafal dengan cara cara terbaik. Banyak cara sebenarnya untuk bisa memudahkan hafalan tersebut lengket. Cara cara tersebut bisa disimpulkan dalam 4 point :
  • Dengan cara menulis apa yang akan dihafal.
  • meninggikan suara dalam menghafalnya.
  • Mendengar objek hafalan tersebut secara berulang ulang, entah itu dari rekaman mp3 atau lainnya.
  • menyambung, dan mengkaitkan antar batasan hafalan. misalkan ketika ia menghafala surat Arr-Rahman, ia mengaitkan akhir surat tersbut dengan awal surat Al-waqiah. cara tersebut akan menjadikan otak menggambarkan pola susunan dari apa yang dihafal.
7. Mengulang ulang hafalan sebanyak banyaknya. Tahap mengulang ini tak akan terjadi kecuali setelah kita benar benar hafal. tak disebut dengan mengulang hafalan ketika kita mengulang ngulang pengucapan dalam menghafal. akan tetapi, yang namanya mengulang hafalan, terjadi setelah kita hafal. adapun jumlahnya, maka yang paling standart dan minimal adalah 20x dan tidak kurang. semaking banyak mengulang, maka semkain kuat pula hafalan.

8. Menyetorkan (memperdengarkan) hafalan kepada orang lain. Tidak cukup dengan menghafalnay sendiri tanpa ada yang mendengar hafalan tersebut. Orang yang mendengarkan hafalan tersbut bisa siapa saja; teman seperjuangan, atau guru yang menjadi penanggung jawab hafalan.

9. Mudzakarah hafalan. Apa itu ? yaitu proses mengulang hafalan dengan cara memperdengarkannya dihadapan seorang guru secara bergantian. misalkan kita membaca satu bab, lalu teman kita membaca bab selanjutnya dan begitu seterusnya.

10. Muraja'ah hafalan. Yaitu mengulang haflan tersebut, bisa jadi ketika masih dalam proses menghafal objek hafalan tersebut atau setelah menyelesaikan objek hafalan tersebut sebelum lanjut ke objek hafalan berikutnya. Atau bisa juga mengkhusukan satu waktu untuk memuraja'ah hafalan hafalan yang lalu, misalnya saat liburan panjang. Wallahu a'alam.

Intisari dari majlis Syaikh Al Ushaimi yang saya dengar di youtube.
Alih bahasa oleh Abu Hatim Huzaifah Ali Akbar.

Post a Comment

2 Comments

  1. Jazakallahu Khairan ustadz. Bermanfaat sekali untuk saya. Memang orang syinqith ajib ajib masyaallah.

    Afwan stadz, ana pernah baca kalo makanan itu berpengaruh untuk kekuatan hafalan, apa benar?

    Syukron

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pertama, saya bukan ustadz.
      Kedua, tolong pakai aku Google jika ingin berkomentar, atau minimal sebutkan nama. Siapa tahu kita bisa berjumpa di dunia nyata.

      Ketiga, terkait pengaruh makanan dalam menghafal sudah pernah dibahas. Silakan klik artikel berjudul "bagaimana pengaruh makanan pada kualitas hafalan?" atau ketik di pencarian di atas keyword "pengaruh makanan."

      Syukron sudah berkunjung.

      Delete