Saudariku, kiranya jika aku diperkenankan menjabarkan
kemuliaan kalian, jujur, tinta hitam ini tak cocok kurasa dengan segala kehebatan itu. Waktu dan kesempatan pun tak cukup banyak untuk itu.
Karena itulah saudari, anak gadisku. Aku menjadi seorang pencemburu.
Aku cemburu ketika engkau tak lagi betah di rumah. Aku cemburu ketika kalian lebih suka bershopping ria dibanding bermajlis di taman surga. Aku cemburu, ketika di social media, wajah indah kalian bersileweran tak bertudung kepala. Aku cemburu, ketika banyak diantara kalian yang terzhalimi emansipasi wanita. Aku cemburu, dan marah. Marah karena betapa banyak aturan Rabbul izzati wal jalalah yang sudah dihabisi. Berang, memerah padam.
Apa aku salah?
Aku hanya tak ingin menjadi ayah yang dayyuts. Aku hanya tak ingin menjadi saudara yang pengecut, yang membiarkan saudarinya tertindas duniawi, yang hanya diam ketika saudarinya ditarik paksa oleh nafsu yang tak manusiawi. Aku tak ingin menjadi seperti itu. Karenanya aku menjadi pencemburu.
Dan hari ini, hatiku tengah diamuk badai cemburu. Maka biarkan lengkingan kasih yang terpendam itu keluar. Walau kau tak dapat mendengar, setidaknya diksiku mewakili merahnya wajahku menahan rasa menusuk ini.
Selanjutnya dalam eKutayyib "surat dari hati yang cemburu". Download di sini.
Karena itulah saudari, anak gadisku. Aku menjadi seorang pencemburu.
Aku cemburu ketika engkau tak lagi betah di rumah. Aku cemburu ketika kalian lebih suka bershopping ria dibanding bermajlis di taman surga. Aku cemburu, ketika di social media, wajah indah kalian bersileweran tak bertudung kepala. Aku cemburu, ketika banyak diantara kalian yang terzhalimi emansipasi wanita. Aku cemburu, dan marah. Marah karena betapa banyak aturan Rabbul izzati wal jalalah yang sudah dihabisi. Berang, memerah padam.
Apa aku salah?
Aku hanya tak ingin menjadi ayah yang dayyuts. Aku hanya tak ingin menjadi saudara yang pengecut, yang membiarkan saudarinya tertindas duniawi, yang hanya diam ketika saudarinya ditarik paksa oleh nafsu yang tak manusiawi. Aku tak ingin menjadi seperti itu. Karenanya aku menjadi pencemburu.
Dan hari ini, hatiku tengah diamuk badai cemburu. Maka biarkan lengkingan kasih yang terpendam itu keluar. Walau kau tak dapat mendengar, setidaknya diksiku mewakili merahnya wajahku menahan rasa menusuk ini.
Selanjutnya dalam eKutayyib "surat dari hati yang cemburu". Download di sini.