SUKU PEMUPUK RINDU



Hari itu...

"Bismillah...berangkat....."....
Perlahan boat kecil itu menjauh dari dermaga....tali sabut yg tadinya terpaku pada pasak sudahlah terlepas....desir ombak di hulu sungai itu semakin menjadi...pertanda setelah buritan panjang ini ada samudra biru terhampar...

Dia masih termangu menatap gulungan ombak yg terus menerpa...muncung boat itu semakin dipermainkan,menggulung tinggi...lalu menghempas dalam ke lautan... sakit.

Perjalanan air pertama buat dia..setelah hampir sebulan penuh daratan sumatera ia jamahi..kini ia menuju pulau seberang...pulau yg ia dengar dari orang orang bahwa ada banyak geulis geulis yg siap menghadang (eeeh)..dia dan boatnya masih berada diatas amukan selat Sunda...bermain dengan waktu menapis rasa yg pernah tercipta..

Sekelebat...kisah tentang sumatera bermain di relung menung nya...jari dia yg saling bertemu dengan dagu...rambutnya yg selalu gembira diterpa angin laut...tatapan yg tadinya kosong mulai berbuah bulir air mata...semakin lama semakin deras...hingga air itu menetes tepat pada kain batiknya...ia menangis..


Pantai loukhsemawe beserta jajaran mentari senjanya kembali terbayang..cerminan pada danau Toba juga pulau Samosir beserta seluruh budaya nya kembali muncul...satu persatu tanah yg baru saja ia tinggalkan malah kembali satu persatu..

Ia teringat desa nelayan di pesisir Riau...ia teringat akan desiran ombak Mentawai...ia teringat dinginnya puncak kerinci..hingga menungnya terhenti pada ingatan Jambi...tentang rumah tua beratap daun berdinding pohon...di satu hutan bersama suku anak dalam....

SUKU PEMUPUK RINDU

"Jadi..kapan terakhir kali menginjakkan kaki di Jambi " tanya ust Ridwan padanya memulai obrolan sesaat setelah menutup pintu mobil.

"Sekitar 10 tahun lalu lah stad"

"Waaaah....sudah lama ya.."

"Ya begitulah stad...terkadang keinginan untuk kemari memuncak namun situasi yg TDK memungkinkan"

"Alhamdulillah...akhirnya balik lagi kemari..Ikhwah sudah rindu dengan antum"

"Masya Allah...bismillah...ayo stad !!!"

Perjalanan panjang antara muara Bungo dan Jambi tak terasa...ia sibuk bernostalgia bersama ust Ridwan..karibnya dahulu...saat awal awal mengepakkan sayap dakwah di Jambi..

Nostalgia mereka dimulai dari jalan Jambi yg kini sudah mulus....hingga merambah pada dunia politik tentang gubernur Jambi terpilih 'zumi zola'...panjaaaang pokoknya nostalgia mereka..hingga harus terhenti saat rem tangan mobil itu terangkat oleh supir.

"Lah....sudah sampai mas ? " Katanya sambil melirik ke arah luar jendela dengan kening mengerut..
"Bukannya kita di mesjid ubay bin ka'ab ?"

Dalam kebingungan itu ust Ridwan tertawa.."na'am stad...ini dia..mesjid ubay bin ka'ab.....sudah pindah kemari...setelah cerita panjang yg insya Allah nanti ana ceritakan"

"Thayyib..."

Pintu mobil terbuka bersamaan dengan menoleh nya beberapa org tua di teras mesjid....seketika wajah mereka sumringah ..

"Ahlaaaan stad...."

Post a Comment

0 Comments