MENGAPA SELALU DIA ?

"Mengapa selalu ada laila di banyak cinta yang penyair bawa ?? "

Sayup sayup ku dengar malam ini ada pesta..apa iya ?

Atau pikiranku saja yg masih terkatung,sulit untuk pergi dari euforia tempo hari..
Tarian jari biru nya masih begitu lekat di ingatan,begitupun tentang roman merah dari Tempat Pesta Seremoni terjadi,masih hangat..sulit untuk diangkat

Sudahlah..semarak tempo hari sudah lewat..terlepas dari si putih yg mengudara atau si merah yang tertawa..malam masih kelam jua.

Malam selalu saja membawa banyak cerita, terlepas dari langit nya yang cerah atau sendu berhujan.
Sama seperti malam ini..dan mungkin malam malam seminggu kemudian..

Diantara banyak literatur arab yg tersebar di balik lembaran kitab udabaa...ada satu nama yang acap kali
kita jumpai di banyak gombal cinta para syu'araa

'Laila'

lalu ada apa dengan laila ?? Apa tambatan cinta para penyair hanya pada satu wanita ?

Jadi begini, kisah qais bin mulawwih dan laila-nya merupakan bentuk paling fenomenal dalam cerita pe laila an (anggap saja begitu),bentuk gazl dengan memasukkan laila sudah menjadi barang biasa di kalangan para penyair kala itu..namun,kisah laila nya qais bin mulawwih lah yang mencapai tingkat ke baperan yang tinggi dikalangan penikmatnya.

Dalam bahasa arab,malam itu di artikan lail/lailah,lalu sejatinya,..apa hubungan laila dan malam ?

Memang, penisbatan nama laila pada malam selalu menjadi kotroversi dan perbedaan diantara penyukanya..sebagian mengganggap malam itu tempatnya merindu,ada pula yang mengira malam itu tempatnya bergembira hingga insomnia tentang dunia..

Apapun itu,haluan dari semua perbedaan itu ada pada satu...malam ialah tempat dan waktu terbaik untuk merindu dan mencinta...begitupun untuk mereka yang siangnya penuh dengan duka,maka malam adalah waktu bergembira bagi mereka..meneguk khamr..melantunkan rasa...serta menyebut cinta dalam bait prosa.

Dengan begini,tahulah kita bahwa laila dan malam adalah kemustahilan untuk dipisahkan...setiap kali penyair merindu pada kekasihnya..maka malam dan laila akan menjadi sebutan indah di syair mereka.

Bukankah kelam merupakan tempat terbaik untuk menumpahkan segala gundah ?
Bukankah malam merupakan waktu terbaik untuk bercita,bergembira,ber hura ria ?

Begitulah..rindu yang bersangatan menjadikan malam (lail) sebagai ranjang khayalan..memikirkan yang dirindu..karenanya kita jumpai pada syair ada si laila..pada ghazl ada si laila..pada cinta ada pula si laila...walau kekasih mereka bukanlah laila,namun bersenandung dengan laila adalah cara terbaik untuk mengungkap rasa.

Qais si majnun laila pernah berdendang

“وَأَنتِ الَّتي إِن شِئتِ نَغَّصتِ عيشَتي، وَإِن شِئتِ بَعدَ اللَهِ أَنعَمتِ بالِيا..
وَإِنّي إِذا صَلَّيتُ وَجَّهتُ نَحوَها، بِوَجهي وَإِن كانَ المُصَلّى وَرائِيا
وَما بِيَ إِشراكٌ وَلَكِنَّ حُبَّها، كَعودِ الشَجى أَعيا الطَبيبَ المُداوِيا
أُحِبُّ مِنَ الأَسماءِ ما وافَقَ اِسمُها، وَشابَهَهُ أَو كانَ مِنهُ مُدانِيا..” 

"Aku suka pada nama yang sepadan dengan makna..atau semisal nya atau pula pada setiap nama yang pemiliknya berkongsi untuk me 'nyata'kan nya"..

----------------------
Kini..rangkai lah laila mu !!
Kostan jakarta, 16 sya'ban 1440 H

Post a Comment

0 Comments