JAKARTA DAN RINDU IBU KOTA


Kertas itu telah menguning, bahkan tepinya sudah tak lagi lancip. di antara lembaran usang yg teronggok rapi di perapian, mungkin menunggu si jago merah melahap nikmat.

Malam itu masih kelam, bahkan seramnya masih saja jadi objek terbaik di layar lebar.

Namun, yang berubah adalah merah si api yang kian menjadi. Entah karena bara itu kian menghitam,atau karena angin ini kian kencang ? Lalu tertiup padam.

Aku dapati tinta itu telah mengering..rona temaram dari ujung tiap huruf mungkin jadi pertanda cerita pena itu semakin padam. aku rasa kertas itu yang menjadi bara terbaik. Rangkaian indah itu sudah menjadi catatan, dan ini dia yang aku dapatkan :

"Sudut ibu kota memang indah.. terutama sudut sudut mushola yg kian temaram bersama lagu kaji yg kian meremang...kaji tentang sanad yg tersambung hingga nabi...kaji tentang syair penuh hikmah dari pujangga zabarghan...juga kaji tentang bab nikah yg penuh keseriusan..bahkan kaji tentang perbedaanpun seru sekali berjalan.

Ibu kota ini aku rasa masih indah...masih banyak tetesan ilmu asatidz yg belum terserap...aku takut kainku sudah basah dengan keamburadulan..hingga sedap ilmu tak lagi terasakan.

Perjalanan diantara peluh dan pegal...perjalanan diantara riuh dan randai...semoga saja mengundang akhir yang di impikan datang memanggil

Aku heran...laju kereta masih saja sama..namun stasiun tetap saja memanggil pengunjungnya untuk menapak..begitulah.

Yaaa..begitulah..pada akhirnya yang diharap bukan menjadi tinggi dengan segala kaji..tapi bagaimana mati di jalan ini.. Jalan nikmat ini..

IYA..INI !!! DIANTARA ILMU DAN AMAL."

Angin tadi tak lagi sepoi...kertas itu hilang..bersama bara yang kian memerah..mungkin saja ia sudah menjadi abu...lalu terbang tinggi menembus kelabu.
_______
Malam haflah yaum wathoni Saudi,lalu di sempurnakan malam ini..24 shafar '40 H..
DJAKARTA.


Mengisi kekosongan blog, "Hujan januari" terlalu membuai. hingga lupa untuk kembali memulai.