KOMENTAR SEBAGAI TANDA PENGENAL


 Sebenarnya, catatan ringan kami kali ini berbeda jauh dari tema blog ini secara umum. Ia lebih cocok untukt menjadi postingan di blog personal kami lainnya (klik link biru ini jika ingin berkunjung). Tapi tak apalah, kami sudah menyimpan ini sejak lama, dan ingin sekali rasanyaa menuliskan ini, untuk kemudian pembaca nikmati sebagai bacaan ringan selingan.

Bahkan untuk memulainya saja kami tak tahu, dari manakah pantasnya?

Dunia blogging sempat semarak di dekade awal munculnya internet. Banyak blog yang bermunculan pada masa itu, dan sangat aktif memperbaharui tulisan-tulisannya. Sebelum munculnya you tube, dan mudahnya akses vidio, nlog merupakan satu-satunya wasilah untuk menyampaikan keberadaan seseorang di dunia.

Kemudian, setelah bermunculan ragam media berbagi lainnya, Blogging mulai kehilangan pamornya, dan mulai ditinggalkan. Pilihan para konsumen konten berpindah dari sesuatu yang berbentuk tulisan menjadi bentuk visual bergerak (vidio). Dan lagi-lagi itu terjadi dengan sangta cepat.

Pada masa blog sedang jaya-jayanya, banyak anak-anak muda mengalihkan objek penulisannya yang tadinya hanya sebatas untuk dinimati sendiri di buku harian atau buku fisik, menjadi dapat dinikmati khalayak umum. Alasan mereka pun beragam, ada yang hanay ingin berbagi, ada yang ingin nyambi latihan menulis yang baik dan benar, ada pula yang hanya sekedar bercerita saja tanpa mau peduli dengan salah tik dan salah diksi yang terjadi.

Apapun alasannya, blog pada zaman itu sungguh menjadi hype tersendiri di kalangan anak muda. Dan tentu saja, kami tak perlu menyebutkan nama-nama beken yang dulunya memulai karier mereka lewat blog.

Jadi, apa yang hendak kami ceritakan disini?

Begini, diantara para pegiat dunia literasi ini, baik membaca dan menulis. Terdapat segelintir anak muda yang ikut meramaikan dunia blog dengan tulisan-tulisan keislaman mereka. Dalam arti lain, mereka muncul untuk menjadi warna baru, dan penyegar di dunia blog.

Sebut saja beberapa nama ustaz-ustaz kita yang hari ini dikenal masyarakat luas dengan dakwahnya. Rata-rata mereka, dahulunya pernah masuk ke dunia blog, baik pribadi ataupun dengan tim.

Nah ini yang menarik untuk kami kabarkan.

Sering kami dapti di beberapa blog asatiz tersebut, di dalam tulisan lama mereka, sapa-menyapa antar mereka sedang mereka tidak mengenal.

Contohnya, di blog ustaz Musyaffa ad-dariny yang pernha kami kunjungi, kami dapati komentar ustaz yulian purnama di dalamnya. Di blog ust hasan al-jaizy, ust, aan chandra thalib, dan banyaak blog mereka yang lainnya, sering kami jumpai mereka saling berkomentar bahkan saling berdiskusi sedang merka belum mengenal.

Begitulah. 

inilah benang yang hendak kami tarik keluar. Bahwa untuk terus berkarya, tak mesti menunggu terkenal. Untuk terus menulis, tak mesti menjadi panelis. Tulis saja, selama ada kebermanfaatan, disana akan ada pebaca yang setia menunggu pembaharuan.

Lihatlah, siapa yang menyangka bahwa nantinya di salah sati kolom kemnetar kita, ada orang besar di kemudian hari, atau siapa yang mengira, kelak kita diberi taufik oleh Allah untuk menjadi bermanfaat luas di hari esok. Sama sekali tak ada yang mengira.

Maka, jika ingin berjalan bersama kelak, tumbuhkan kebersamaan mulai hari ini. Pegang erat teman-teman kita yang begitu spesial. Kita tak tahu, mungkin saja kelak, diskusi kita di kolom komentar misalnya, akna menjadi tanda pengenal paling manis untuk kita bersua di kemudian hari.

Ok, selesai aja ya. Kalau teman teman ingin berkunjung ke blog asatiz dan guru-guru kita, silakan klik menu "lainnya'' di bagian atas blog ini. Atau kalo Anda pengguna ponsel, klik 3 garis di bagian kiri tepat di bawah logo blog ini.

Atau kalau tak mau sulit, klik aja di sini.

Syukron, danke, jazakumullahu khairan..

Post a Comment

0 Comments