MEMANFAATKAN MASA MUDA

 



Sesungguhnya usia itu ibarat bunga, dengan akhlak yang mulia ia akan menjelma buah, atau sebaliknya akan menjadi layu.
Dan sesungguhnya diantara hal yang bisa merubah bunga usia kita menjadi buah adalah bersegera untuk meraih ilmu, meninggalkan rasa malas dan lemah, memanfaatkan masa muda, karena melaksanakan perintah Allah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 148:

﴿ وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ١٤٨ ﴾


148. Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.



“Dan masa-masa muda hendaknya engkau manfaatkan
sesungguhnya masa-masa muda tidak akan abadi selamanya”.

Imam Ahmad rahimahullahu berkata: “Tidaklah aku menganalogikan masa muda kecuali seperti sesuatu yang ada di lengan bajuku kemudian terjatuh”.
Dan ilmu di masa muda lebih cepat untuk diraih oleh jiwa, serta lebih kokoh keterikatannya dan kuat menempelnya.
Al-Hasan Al-Bashri rohimahullahu berkata: “Menuntut ilmu di masa muda ibarat mengukir di atas batu”.
Maka kuatnya ilmu menetap di masa muda seperti kuatnya ukiran yang menetap di permukaan batu, barangsiapa yang memanfaatkan masa mudanya ia akan mendapat bagiannya, dan di masa tuanya ia akan mensyukuri hal tersebut .
“Pergunakanlah masa mudamu dengan baik wahai pemuda
di usia tua suatu kaum akan memuji perjalanannya dulu di malam hari (berangan-angan ingin kembali muda)”.

Sesuatu yang paling membahayakan seorang pemuda adalah kebiasaan menunda-nunda dan panjang angan, salah seorang dari para pemuda ada yang menunda-nunda sembari mengarungi lautan angan-angan, ia sibuk dengan mimpi di siang bolong, ia berkata kepada dirinya sendiri bahwa di masa yang akan datang ia akan memiliki waktu luang serta jauh dari segala kesibukan dan jauh dari hal-hal yang menodai dan menghalanginya.
Sedangkan kenyataannya di dunia nyata bahwa semakin berumur seseorang maka semakin banyak kesibukannya, semakin banyak halangannya, ditambah dengan lemahnya fisik dan energi yang menyusut.
Sesungguhnya engkau tidak akan mendapati cita-cita tertinggimu dengan mengeluh, berharap dan berangan-angan saja.

“Dan tidaklah aku akan mampu mendapati apa yang terlewat dariku
jika hanya dengan mengeluh, berharap dan berandai-andai.”

Dan jangan sampai dipahami bahwa orang yang sudah berumur tidak belajar, bahkan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mereka belajar di usia tua mereka, sebagaimana disebutkan oleh Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu di dalam kitabul ilmi dari kitab shohih beliau, sesungguhnya sulit belajar di usia tua -sebagaimana juga dijelaskan oleh Al-Mawardy di dalam kitab “Adabud dunya wad diin”- karena saking banyaknya kesibukan, terkalahkan oleh penghalang-penghalang dan banyaknya ikatan-ikatan tangungjawab kepada orang lain, maka (meskipun sudah tua) jika ia mampu untuk mengatasi hal-hal tersebut dari dirinya ia bisa meraih ilmu. Hal yang seperti ini banyak menimpa orang-orang yang mulia (dari kalangan para ulama), banyak dari mereka yang menuntut ilmu ketika sudah tua tapi mereka bisa meraih ilmu yang banyak, semisal Al-Qaffaal As-Syafi’i rahimahullahu.



Post a Comment

0 Comments